Showing posts with label Hardware. Show all posts
Showing posts with label Hardware. Show all posts

Saturday, November 8, 2014

RAID Harddisk


RAID, singkatan dari Redundant Array of Independent Disks merujuk kepada sebuah teknologi di dalam penyimpanan data komputer yang digunakan untuk mengimplementasikan fiturtoleransi kesalahan pada media penyimpanan komputer (utamanya adalah hard disk) dengan menggunakan cara redundansi (penumpukan) data, baik itu dengan menggunakanperangkat lunak, maupun unit perangkat keras RAID terpisah. Kata "RAID" juga memiliki beberapa singkatan Redundant Array of Inexpensive DisksRedundant Array of IndependentDrives, dan juga Redundant Array of Inexpensive Drives. Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke dalam beberapa hard disk terpisah. RAID didesain untuk meningkatkan keandalan data dan/atau meningkatkan kinerja I/O dari hard disk.
Sejak pertama kali diperkenalkan, RAID dibagi ke dalam beberapa skema, yang disebut dengan "RAID Level". Pada awalnya, ada lima buah RAID level yang pertama kali dikonsepkan, tetapi seiring dengan waktu, level-level tersebut berevolusi, yakni dengan menggabungkan beberapa level yang berbeda dan juga mengimplementasikan beberapa level proprietary yang tidak menjadi standar RAID.
RAID menggabungkan beberapa hard disk fisik ke dalam sebuah unit logis penyimpanan, dengan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras khusus. Solusi perangkat keras umumnya didesain untuk mendukung penggunaan beberapa hard disk secara sekaligus, dan sistem operasi tidak perlu mengetahui bagaimana cara kerja skema RAID tersebut. Sementara itu, solusi perangkat lunak umumnya diimplementasikan di dalam level sistem operasi, dan tentu saja menjadikan beberapa hard disk menjadi sebuah kesatuan logis yang digunakan untuk melakukan penyimpanan.

[sunting]Konsep

Ada beberapa konsep kunci di dalam RAID: mirroring (penyalinan data ke lebih dari satu buah hard disk), striping (pemecahan data ke beberapa hard disk) dan juga koreksi kesalahan, di mana redundansi data disimpan untuk mengizinkan kesalahan dan masalah untuk dapat dideteksi dan mungkin dikoreksi (lebih umum disebut sebagai teknik fault tolerance/toleransi kesalahan).
Level-level RAID yang berbeda tersebut menggunakan salah satu atau beberapa teknik yang disebutkan di atas, tergantung dari kebutuhan sistem. Tujuan utama penggunaan RAID adalah untuk meningkatkan keandalan/reliabilitas yang sangat penting untuk melindungi informasi yang sangat kritis untuk beberapa lahan bisnis, seperti halnya basis data, atau bahkan meningkatkan kinerja, yang sangat penting untuk beberapa pekerjaan, seperti halnya untuk menyajikan video on demand ke banyak penonton secara sekaligus.
Konfigurasi RAID yang berbeda-beda akan memiliki pengaruh yang berbeda pula pada keandalan dan juga kinerja. Masalah yang mungkin terjadi saat menggunakan banyak disk adalah salah satunya akan mengalami kesalahan, tapi dengan menggunakan teknik pengecekan kesalahan, sistem komputer secara keseluruhan dibuat lebih andal dengan melakukan reparasi terhadap kesalahan tersebut dan akhirnya "selamat" dari kerusakan yang fatal.
Teknik mirroring dapat meningkatkan proses pembacaan data mengingat sebuah sistem yang menggunakannya mampu membaca data dari dua disk atau lebih, tapi saat untuk menulis kinerjanya akan lebih buruk, karena memang data yang sama akan dituliskan pada beberapa hard disk yang tergabung ke dalam larik tersebut. Teknik striping, bisa meningkatkan performa, yang mengizinkan sekumpulan data dibaca dari beberapa hard disk secara sekaligus pada satu waktu, akan tetapi bila satu hard disk mengalami kegagalan, maka keseluruhan hard disk akan mengalami inkonsistensi. Teknik pengecekan kesalahan juga pada umumnya akan menurunkan kinerja sistem, karena data harus dibaca dari beberapa tempat dan juga harus dibandingkan dengan checksum yang ada. Maka, desain sistem RAID harus mempertimbangkan kebutuhan sistem secara keseluruhan, sehingga perencanaan dan pengetahuan yang baik dari seorang administrator jaringan sangatlah dibutuhkan. Larik-larik RAID modern umumnya menyediakan fasilitas bagi para penggunanya untuk memilih konfigurasi yang diinginkan dan tentunya sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa sistem RAID dapat didesain untuk terus berjalan, meskipun terjadi kegagalan. Beberapa hard disk yang mengalami kegagalan tersebut dapat diganti saat sistem menyala (hot-swap) dan data dapat diperbaiki secara otomatis. Sistem lainnya mungkin mengharuskan shutdown ketika data sedang diperbaiki. Karenanya, RAID sering digunakan dalam sistem-sistem yang harus selalu on-line, yang selalu tersedia (highly available), dengan waktu down-time yang, sebisa mungkin, hanya beberapa saat saja.
Pada umumnya, RAID diimplementasikan di dalam komputer server, tapi bisa juga digunakan di dalam workstation. Penggunaan di dalam workstation umumnya digunakan dalamkomputer yang digunakan untuk melakukan beberapa pekerjaan seperti melakukan penyuntingan video/audio.

[sunting]Sejarah

Pada tahun 1978Norman Ken Ouchi dari International Business Machines (IBM) dianugerahi paten Amerika Serikat, dengan nomor 4092732 dengan judul "System for recovering data stored in failed memory unit." Klaim untuk paten ini menjelaskan mengenai apa yang kemudian dikenal sebagai RAID 5 dengan penulisan stripe secara penuh. Patennya pada tahun 1978 tersebut juga menyebutkan bahwa disk mirroring atau duplexing (yang kini dikenal sebagai RAID 1) dan juga perlindungan dengan paritas khusus yang didedikasikan (yang kini dikenal dengan RAID 4) bisa digunakan, meskipun saat itu belum ada implementasinya.
Istilah "RAID" pertama kali didefinisikan oleh David A. PattersonGarth A. Gibson dan Randy Katz dari University of CaliforniaBerkeleyAmerika Serikat pada tahun 1987, 9 tahun berselang setelah paten yang dimiliki oleh Norman Ken Ouchi. Mereka bertiga mempelajari tentang kemungkinan penggunaan dua hard disk atau lebih agar terlihat sebagai sebuah perangat tunggal oleh sistem yang menggunakannya, dan kemudian mereka mempublikasikannya ke dalam bentuk sebuah paper berjudul "A Case for Redundant Arrays of Inexpensive Disks (RAID)" pada bulan Juni 1988 pada saat konferensi SIGMOD. Spesifikasi tersebut menyodorkan beberapa purwarupa RAID level, atau kombinasi dari drive-drive tersebut. Setiap RAID level tersebut secara teoritis memiliki kelebihan dan juga kekurangannya masing-masing. Satu tahun berselang, implementasi RAID pun mulai banyak muncul ke permukaan. Sebagian besar implementasi tersebut memang secara substansial berbeda dengan RAID level yang asli yang dibuat oleh Patterson dan kawan-kawan, tapi implementasi tersebut menggunakan nomor yang sama dengan apa yang ditulis oleh Patterson. Hal ini bisa jadi membingungkan, sebagai contoh salah satu implementasi RAID 5 dapat berbeda dari implementasi RAID 5 yang lainnya. RAID 3 dan RAID 4 juga bisa membingungkan dan sering dipertukarkan, meski pada dasarnya kedua jenis RAID tersebut berbeda.
Patterson menulis lima buah RAID level di dalam papernya, pada bagian 7 hingga 11, dengan membagi ke dalam beberapa level, sebagai berikut:
  • RAID level pertama: mirroring
  • RAID level kedua : Koreksi kesalahan dengan menggunakan kode Humming
  • RAID level ketiga : Pengecekan terhadap disk tunggal di dalam sebuah kelompok disk.
  • RAID level keempat: Pembacaan dan penulisan secara independen
  • RAID level kelima : Menyebarkan data dan paritas ke semua drive (tidak ada pengecekan terhadap disk tunggal)

Wednesday, October 19, 2011

Juniper SRX - Configuration Rollback


Overview

After you commit a configuration, it becomes the active configuration. For SRX Series devices running JUNOS Release 10.0 or later, 5 previous versions of commited configurations are saved, in addition to the active configuration. You can also create one rescue configuration, which allows you to have a known working configuration that you can roll back to at any time. For information about the configurations that are automatically saved, see KB15721.

You can make one of the previous configurations or the rescue configuration the active configuration by using therollback command. 


J-Web Configuration

Reviewing Configurations Available for Rollback

To review the configurations available for rollback:

  1. Select Maintain>Config Management>History. All configurations available for rollback are listed.

Comparing the Active Configuration to a Previous Configuration

To compare the active configuration to a previous configuration:
  1. Select Maintain>Config Management>History. All configurations available for rollback are listed.
  2. To compare configurations, select the check box for two configurations, and click Compare. The differences between the configurations are listed.

Rolling Back to a Previous Configuration

To roll back to a previous configuration:

  1. Select Maintain>Config Management>History. All configurations available for rollback are listed.
  2. Click the Rollback link for the configuration for which you want to rollback.
  3. Click Commit to activate the configuration.

Creating and Rolling Back to a Rescue Configuration


A rescue configuration allows you to define a known working configuration or a configuration with a known state that you can roll back to at any time. This alleviates the necessity of having to remember the rollback number with the rollback command. You use the rescue configuration when you need to roll back to a known configuration or as a last resort if your router configuration and the backup configuration files become damaged beyond repair.

To create a rescue configuration:

  1. Select Maintain>Config Management>Rescue.
  2. Click the Set rescue configuration link.
  3. When prompted to confirm creating the rescue configuration, click OK.
To roll back to the rescue configuration, use the CLI. For more information, see CLI Configuration.



CLI Configuration


Reviewing Configurations Available for Rollback
To review the configurations available for rollback, use the rollback ? command:

user@host# rollback ?Possible completions:
<[Enter]> Execute this command
0 2010-02-01 10:35:44 GMT-8 by user via cli 
1 2010-01-31 23:28:46 GMT-8 by user via junoscript 
2 2010-01-21 16:58:32 GMT-8 by user via junoscript 
3 2010-01-22 08:54:40 GMT-8 by user via cli 
4 2010-01-22 00:37:31 GMT-8 by user via junoscript 
5 2010-01-22 16:27:37 GMT-8 by user via cli 
rescue 2010-01-21 16:59:44 GMT-8 by user via junoscript 
| Pipe through a command

In the previous example, a rescue configuration has been created and can be used for a rollback, in addition to the five previous active configurations. 


Comparing the Active Configuration to a Previous Configuration 


To compare the active configuration to a previous configuration, use the show config | compare rollbacknumber. In the following example, the active configuration is compared to previous configuration number 1.

user@host> show config | compare rollback 1
[edit system login]
+ user jdoe {
+ uid 2002;
+ class super-user;
+ authentication {
+ encrypted-password "$1$S71OgI/t$MQ4b/87d4GMs986Rd6vWK/"; ## SECRET-DATA
+ }
+ }

In this example, the difference between the two configurations is that a new user account was created. 


Rolling Back to a Previous Configuration


To roll back to a previous configuration, use the rollback command. In the following example, previous configuration number 2 is the configuration to be used for the rollback.

user@host# rollback 2load complete

After you have rolled back the configuration, you must use the commit command to activate the configuration:

user@host# commit

The configuration is now the active configuration.


Creating and Rolling Back to a Rescue Configuration

A rescue configuration allows you to define a known working configuration or a configuration with a known state that you can roll back to at any time. This alleviates the necessity of having to remember the rollback number with the rollback command. You use the rescue configuration when you need to roll back to a known configuration or as a last resort if your router configuration and the backup configuration files become damaged beyond repair.  

To create a rescue configuration, use the request system configuration rescue save operational mode command:

user@host> request system configuration rescue save
To roll back to the rescue configuration, use the rollback rescue command:

user@host# rollback rescue
load complete
After rolling back to the rescue configuration, you must commit the configuration to activate it:

user@host# 
commit
On SRX100, SRX210, SRX240, and SRX650 devices, you can also press and quickly release the Reset Config button to load and commit the rescue configuration. For more information, see the hardware documentation for your device at http://www.juniper.net/techpubs/hardware/junos-srx/index.html.



Sumber : http://kb.juniper.net/InfoCenter/index?page=content&id=KB15788

Friday, September 23, 2011

How To Install DD-WRT on Linksys E1000

1. Read the Peacock Announcement. 
2. Download dd-wrt.v24-15279_NEWD-2_K2.6_mini_e1000.bin. If you wish to experiment with a newer build, you should read the "build thread" for any build you are considering putting on your router, before flashing a newer build, (as discussed in the peacock announcement).
3. Set a static IP on your computer to 192.168.1.7. Subnet mask should be 255.255.255.0
4. Connect the lan cable from your computer to a LAN port of your router. Make sure your router is plugged in. Nothing should be connected to your computer or the router except the lan cable between them.
5. Ensure you have a physical ethernet connection to your router, and disable your wireless adapter, antivirus/firewall protection, and any software that makes strong use of your network (BitTorrent, Streaming Audio/Video, etc).
6. Perform a hard 30/30/30 reset. 
7. Navigate to http://192.168.1.1/ in your web browser of choice. 
8. At the Linksys Management Mode screen, do not give the reboot command. You will use this page to upgrade your firmware.
9. Browse to the firmware you downloaded and click Upload. 
10. Do not touch anything. The page will tell you that the upgrade was successful and the router is now rebooting. Your router may take upwards of a couple minutes to reboot. Watch the lights... once the wireless and power indicators are on steadily for several seconds, your router is fully rebooted and you can click "Continue" in your browser window.
11. If the DD-WRT password change page displays, your upgrade has been successful, and you must now perform another hard 30/30/30. This time, when you navigate to http://192.168.1.1/, click "Reboot" and wait for the router to come online again so you can configure it.If the DD-WRT password change page does not display, your page request times out, or you can't ping 192.168.1.1, make sure both wireless and power lights are on steadily first, then do a hard power cycle (unplug the power from the router--do not do a 30/30/30 reset). Wait a few seconds and plug the power back into the router. Wait until both wireless and power lights are on steadily, then navigate to http://192.168.1.1/ in your browser of choice again. If the DD-WRT password change page displays, your upgrade has been successful, and you must now perform another hard 30/30/30. This time, when you navigate to 192.168.1.1, click "Reboot" and wait for the router to come 
online again so you can configure it.


sumber: http://gdgt.com/question/how-to-install-dd-wrt-on-linksys-e1000-dy9/

Monday, September 19, 2011

RAID Harddisk


RAID, singkatan dari Redundant Array of Independent Disks merujuk kepada sebuah teknologi di dalam penyimpanan data komputer yang digunakan untuk mengimplementasikan fiturtoleransi kesalahan pada media penyimpanan komputer (utamanya adalah hard disk) dengan menggunakan cara redundansi (penumpukan) data, baik itu dengan menggunakanperangkat lunak, maupun unit perangkat keras RAID terpisah. Kata "RAID" juga memiliki beberapa singkatan Redundant Array of Inexpensive DisksRedundant Array of IndependentDrives, dan juga Redundant Array of Inexpensive Drives. Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke dalam beberapa hard disk terpisah. RAID didesain untuk meningkatkan keandalan data dan/atau meningkatkan kinerja I/O dari hard disk.
Sejak pertama kali diperkenalkan, RAID dibagi ke dalam beberapa skema, yang disebut dengan "RAID Level". Pada awalnya, ada lima buah RAID level yang pertama kali dikonsepkan, tetapi seiring dengan waktu, level-level tersebut berevolusi, yakni dengan menggabungkan beberapa level yang berbeda dan juga mengimplementasikan beberapa level proprietary yang tidak menjadi standar RAID.
RAID menggabungkan beberapa hard disk fisik ke dalam sebuah unit logis penyimpanan, dengan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras khusus. Solusi perangkat keras umumnya didesain untuk mendukung penggunaan beberapa hard disk secara sekaligus, dan sistem operasi tidak perlu mengetahui bagaimana cara kerja skema RAID tersebut. Sementara itu, solusi perangkat lunak umumnya diimplementasikan di dalam level sistem operasi, dan tentu saja menjadikan beberapa hard disk menjadi sebuah kesatuan logis yang digunakan untuk melakukan penyimpanan.


Konsep

Ada beberapa konsep kunci di dalam RAID: mirroring (penyalinan data ke lebih dari satu buah hard disk), striping (pemecahan data ke beberapa hard disk) dan juga koreksi kesalahan, di mana redundansi data disimpan untuk mengizinkan kesalahan dan masalah untuk dapat dideteksi dan mungkin dikoreksi (lebih umum disebut sebagai teknik fault tolerance/toleransi kesalahan).
Level-level RAID yang berbeda tersebut menggunakan salah satu atau beberapa teknik yang disebutkan di atas, tergantung dari kebutuhan sistem. Tujuan utama penggunaan RAID adalah untuk meningkatkan keandalan/reliabilitas yang sangat penting untuk melindungi informasi yang sangat kritis untuk beberapa lahan bisnis, seperti halnya basis data, atau bahkan meningkatkan kinerja, yang sangat penting untuk beberapa pekerjaan, seperti halnya untuk menyajikan video on demand ke banyak penonton secara sekaligus.
Konfigurasi RAID yang berbeda-beda akan memiliki pengaruh yang berbeda pula pada keandalan dan juga kinerja. Masalah yang mungkin terjadi saat menggunakan banyak disk adalah salah satunya akan mengalami kesalahan, tapi dengan menggunakan teknik pengecekan kesalahan, sistem komputer secara keseluruhan dibuat lebih andal dengan melakukan reparasi terhadap kesalahan tersebut dan akhirnya "selamat" dari kerusakan yang fatal.
Teknik mirroring dapat meningkatkan proses pembacaan data mengingat sebuah sistem yang menggunakannya mampu membaca data dari dua disk atau lebih, tapi saat untuk menulis kinerjanya akan lebih buruk, karena memang data yang sama akan dituliskan pada beberapa hard disk yang tergabung ke dalam larik tersebut. Teknik striping, bisa meningkatkan performa, yang mengizinkan sekumpulan data dibaca dari beberapa hard disk secara sekaligus pada satu waktu, akan tetapi bila satu hard disk mengalami kegagalan, maka keseluruhan hard disk akan mengalami inkonsistensi. Teknik pengecekan kesalahan juga pada umumnya akan menurunkan kinerja sistem, karena data harus dibaca dari beberapa tempat dan juga harus dibandingkan dengan checksum yang ada. Maka, desain sistem RAID harus mempertimbangkan kebutuhan sistem secara keseluruhan, sehingga perencanaan dan pengetahuan yang baik dari seorang administrator jaringan sangatlah dibutuhkan. Larik-larik RAID modern umumnya menyediakan fasilitas bagi para penggunanya untuk memilih konfigurasi yang diinginkan dan tentunya sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa sistem RAID dapat didesain untuk terus berjalan, meskipun terjadi kegagalan. Beberapa hard disk yang mengalami kegagalan tersebut dapat diganti saat sistem menyala (hot-swap) dan data dapat diperbaiki secara otomatis. Sistem lainnya mungkin mengharuskan shutdown ketika data sedang diperbaiki. Karenanya, RAID sering digunakan dalam sistem-sistem yang harus selalu on-line, yang selalu tersedia (highly available), dengan waktu down-time yang, sebisa mungkin, hanya beberapa saat saja.
Pada umumnya, RAID diimplementasikan di dalam komputer server, tapi bisa juga digunakan di dalam workstation. Penggunaan di dalam workstation umumnya digunakan dalamkomputer yang digunakan untuk melakukan beberapa pekerjaan seperti melakukan penyuntingan video/audio.


Sejarah
Pada tahun 1978Norman Ken Ouchi dari International Business Machines (IBM) dianugerahi paten Amerika Serikat, dengan nomor 4092732 dengan judul "System for recovering data stored in failed memory unit." Klaim untuk paten ini menjelaskan mengenai apa yang kemudian dikenal sebagai RAID 5 dengan penulisan stripe secara penuh. Patennya pada tahun 1978 tersebut juga menyebutkan bahwa disk mirroring atau duplexing (yang kini dikenal sebagai RAID 1) dan juga perlindungan dengan paritas khusus yang didedikasikan (yang kini dikenal dengan RAID 4) bisa digunakan, meskipun saat itu belum ada implementasinya.
Istilah "RAID" pertama kali didefinisikan oleh David A. PattersonGarth A. Gibson dan Randy Katz dari University of CaliforniaBerkeleyAmerika Serikat pada tahun 1987, 9 tahun berselang setelah paten yang dimiliki oleh Norman Ken Ouchi. Mereka bertiga mempelajari tentang kemungkinan penggunaan dua hard disk atau lebih agar terlihat sebagai sebuah perangat tunggal oleh sistem yang menggunakannya, dan kemudian mereka mempublikasikannya ke dalam bentuk sebuah paper berjudul "A Case for Redundant Arrays of Inexpensive Disks (RAID)" pada bulan Juni 1988 pada saat konferensi SIGMOD. Spesifikasi tersebut menyodorkan beberapa purwarupa RAID level, atau kombinasi dari drive-drive tersebut. Setiap RAID level tersebut secara teoritis memiliki kelebihan dan juga kekurangannya masing-masing. Satu tahun berselang, implementasi RAID pun mulai banyak muncul ke permukaan. Sebagian besar implementasi tersebut memang secara substansial berbeda dengan RAID level yang asli yang dibuat oleh Patterson dan kawan-kawan, tapi implementasi tersebut menggunakan nomor yang sama dengan apa yang ditulis oleh Patterson. Hal ini bisa jadi membingungkan, sebagai contoh salah satu implementasi RAID 5 dapat berbeda dari implementasi RAID 5 yang lainnya. RAID 3 dan RAID 4 juga bisa membingungkan dan sering dipertukarkan, meski pada dasarnya kedua jenis RAID tersebut berbeda.
Patterson menulis lima buah RAID level di dalam papernya, pada bagian 7 hingga 11, dengan membagi ke dalam beberapa level, sebagai berikut:
  • RAID level pertama: mirroring
  • RAID level kedua : Koreksi kesalahan dengan menggunakan kode Humming
  • RAID level ketiga : Pengecekan terhadap disk tunggal di dalam sebuah kelompok disk.
  • RAID level keempat: Pembacaan dan penulisan secara independen
  • RAID level kelima : Menyebarkan data dan paritas ke semua drive (tidak ada pengecekan terhadap disk tunggal)