Wednesday, October 19, 2011

Juniper SRX - Configuration Rollback


Overview

After you commit a configuration, it becomes the active configuration. For SRX Series devices running JUNOS Release 10.0 or later, 5 previous versions of commited configurations are saved, in addition to the active configuration. You can also create one rescue configuration, which allows you to have a known working configuration that you can roll back to at any time. For information about the configurations that are automatically saved, see KB15721.

You can make one of the previous configurations or the rescue configuration the active configuration by using therollback command. 


J-Web Configuration

Reviewing Configurations Available for Rollback

To review the configurations available for rollback:

  1. Select Maintain>Config Management>History. All configurations available for rollback are listed.

Comparing the Active Configuration to a Previous Configuration

To compare the active configuration to a previous configuration:
  1. Select Maintain>Config Management>History. All configurations available for rollback are listed.
  2. To compare configurations, select the check box for two configurations, and click Compare. The differences between the configurations are listed.

Rolling Back to a Previous Configuration

To roll back to a previous configuration:

  1. Select Maintain>Config Management>History. All configurations available for rollback are listed.
  2. Click the Rollback link for the configuration for which you want to rollback.
  3. Click Commit to activate the configuration.

Creating and Rolling Back to a Rescue Configuration


A rescue configuration allows you to define a known working configuration or a configuration with a known state that you can roll back to at any time. This alleviates the necessity of having to remember the rollback number with the rollback command. You use the rescue configuration when you need to roll back to a known configuration or as a last resort if your router configuration and the backup configuration files become damaged beyond repair.

To create a rescue configuration:

  1. Select Maintain>Config Management>Rescue.
  2. Click the Set rescue configuration link.
  3. When prompted to confirm creating the rescue configuration, click OK.
To roll back to the rescue configuration, use the CLI. For more information, see CLI Configuration.



CLI Configuration


Reviewing Configurations Available for Rollback
To review the configurations available for rollback, use the rollback ? command:

user@host# rollback ?Possible completions:
<[Enter]> Execute this command
0 2010-02-01 10:35:44 GMT-8 by user via cli 
1 2010-01-31 23:28:46 GMT-8 by user via junoscript 
2 2010-01-21 16:58:32 GMT-8 by user via junoscript 
3 2010-01-22 08:54:40 GMT-8 by user via cli 
4 2010-01-22 00:37:31 GMT-8 by user via junoscript 
5 2010-01-22 16:27:37 GMT-8 by user via cli 
rescue 2010-01-21 16:59:44 GMT-8 by user via junoscript 
| Pipe through a command

In the previous example, a rescue configuration has been created and can be used for a rollback, in addition to the five previous active configurations. 


Comparing the Active Configuration to a Previous Configuration 


To compare the active configuration to a previous configuration, use the show config | compare rollbacknumber. In the following example, the active configuration is compared to previous configuration number 1.

user@host> show config | compare rollback 1
[edit system login]
+ user jdoe {
+ uid 2002;
+ class super-user;
+ authentication {
+ encrypted-password "$1$S71OgI/t$MQ4b/87d4GMs986Rd6vWK/"; ## SECRET-DATA
+ }
+ }

In this example, the difference between the two configurations is that a new user account was created. 


Rolling Back to a Previous Configuration


To roll back to a previous configuration, use the rollback command. In the following example, previous configuration number 2 is the configuration to be used for the rollback.

user@host# rollback 2load complete

After you have rolled back the configuration, you must use the commit command to activate the configuration:

user@host# commit

The configuration is now the active configuration.


Creating and Rolling Back to a Rescue Configuration

A rescue configuration allows you to define a known working configuration or a configuration with a known state that you can roll back to at any time. This alleviates the necessity of having to remember the rollback number with the rollback command. You use the rescue configuration when you need to roll back to a known configuration or as a last resort if your router configuration and the backup configuration files become damaged beyond repair.  

To create a rescue configuration, use the request system configuration rescue save operational mode command:

user@host> request system configuration rescue save
To roll back to the rescue configuration, use the rollback rescue command:

user@host# rollback rescue
load complete
After rolling back to the rescue configuration, you must commit the configuration to activate it:

user@host# 
commit
On SRX100, SRX210, SRX240, and SRX650 devices, you can also press and quickly release the Reset Config button to load and commit the rescue configuration. For more information, see the hardware documentation for your device at http://www.juniper.net/techpubs/hardware/junos-srx/index.html.



Sumber : http://kb.juniper.net/InfoCenter/index?page=content&id=KB15788

Monday, October 17, 2011

PING dan TRACE ROUTE

Kadang-kadang alamat web yang sering kita kunjungi tidak dapat diakses secepat 
biasanya, di internet hal ini dapat terjadi karena beberapa sebab, yang paling 
sering adalah karena jalur internet yang kita lalui memang sedang melambatatau 
penuh atau server dari alamat web tersebut sedang diakses  oleh   banyak orang 
sehingga membutuhkan waktu bagi server tersebut untuk memproses permintaan kita.

Memang sulit untuk mendeteksi permasalahan yang ada pada server remote (server 
yang terletak di tempat lain), tetapi ada beberapa software yang dapat membantu 
kita untuk mendeteksi kondisi jaringan yang kita lalui.

Dua software yang paling sering penulis pakai untuk mendeteksi jaringan adalah 
ping dan traceroute. Utility tersebut pada mulanya diciptakan untuk sistem 
operasi Unix, tetapi sekarang juga diterapkan pada DOS dan Windows, bernama ping 
dan tracert. Juga ada versi dari program ini yang berjalan pada Macintosh. Untuk 
artikel ini, penulis mengasumsikan pembaca menggunakan Unix atau Linux,   tetapi 
cara yang sama dapat diterapkan pada DOS dan Windows.

Penulis akan memulai dengan ping. Ping bekerja dengan mengirimkan sebuah paket 
data yang disebut dengan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo Request. 
Paket ICMP ini biasanya digunakan untuk mengirimkan informasi tentang kondisi 
jaringan antara dua host (komputer). Informasi yang dikirim kurang lebih adalah 
“jangan lakukan itu”, “kirimkan paket yang lebih kecil”, “data yang anda cari 
tidak ada”, “jangan kesini, anda harusnya kesana”. Jika sebuah host menerima 
Echo Request ini, dia harus merespon dengan mengirimkan Echo Reply, dengan 
menempatkan Echo Request ke bagian data pada Echo Reply.

Penggunaan ping cukup sederhana, kita tinggal mengetikkan : ping namahost,dimana 
namahost adalah nama atau nomor IP dari host yang kita tuju. Banyak sekali versi 
dari    ping, tetapi jika anda menggunakan ping milik Linux, maka outputnya akan 
menjadi seperti berikut :

$ ping www.silvia.com
PING silvia.com (198.168.0.2): 56 data bytes 
64 bytes from 198.168.0.2: icmp_seq=0 ttl=253 time=0.398 ms 
64 bytes from 198.168.0.2: icmp_seq=1 ttl=253 time=0.552 ms 
64 bytes from 198.168.0.2: icmp_seq=2 ttl=253 time=0.554 ms 
64 bytes from 198.168.0.2: icmp_seq=3 ttl=253 time=0.553 ms 
64 bytes from 198.168.0.2: icmp_seq=4 ttl=253 time=0.554 ms 
64 bytes from 198.168.0.2: icmp_seq=5 ttl=253 time=0.551 ms 
64 bytes from 198.168.0.2: icmp_seq=6 ttl=253 time=0.552 ms 
64 bytes from 198.168.0.2: icmp_seq=7 ttl=253 time=0.554 ms 
64 bytes from 198.168.0.2: icmp_seq=8 ttl=253 time=0.554 ms 
64 bytes from 198.168.0.2: icmp_seq=9 ttl=253 time=0.553 ms 
^C
----localhost PING Statistics----
10 packets transmitted, 10 packets received, 0% packet loss 
round-trip min/avg/max = 0.398/0.537/0.554 ms $

yang terjadi ketika kita melakukan ping ke www.silvia.com adalah kita mengirim satu 
paket ICMP Echo Request, setiap detik ke host tersebut. Ketika program ping    kita 
memperoleh Echo Reply dari host yang kita tuju (www.silvia.com), dia akan   mencetak
respon tersebut ke layar yang menunjukkan ke kita beberapa informasi : yang pertama 
adalah nomor IP dari mana ping memperoleh Echo Reply, biasanya IP ini adalah IP dari 
host yang kita tuju (www.silvia.com), yang kedua adalah nomor urut (ICMP Sequence), 
yang dimulai dari 0 dan seterusnya, yang ketiga adalah Time To Live (TTL) dan yang 
terakhir adalah berapa mili detik waktu yang diperlukan untuk program ping mendapatkan 
balasan.Informasi-informasi tersebut akan penulis jelaskan satu persatu sebagai berikut.

Nomor urut yang didapat menandakan paket ping yang keberapa yang dibalas, jika nomor 
yang didapat tidak berurutan, berarti ada paket yang drop, dengan kata lain entah itu 
Echo Request atau Echo Reply hilang di tengah jalan. Jika jumlah paket yang hilang 
sedikit (kurang dari satu persen), hal ini masih normal. Tapi jika paket yang hilang 
banyak sekali, berarti ada masalah pada koneksi jaringan kita.

Informasi berikutnya adalah Time To Live, setiap paket data yang dikirimkan melalui 
jaringan memiliki informasi yang disebut TTL, biasanya TTL ini diisi dengan angka 
yang relatif tinggi, (paket ping memiliki TTL 255). Setiap kali paket tersebut melewati 
sebuah router maka angka TTL ini akan dikurangi dengan satu, jika TTL suatu paket 
akhirnya bernilai 0, paket tersebut akan di drop atau dibuang oleh router yang 
menerimanya. Menurut aturan RFC untuk IP, TTL harus bernilai 60 (dan untuk ping 255). 
Kegunaan utama dari TTL ini supaya paket-paket data yang dikirim tidak ‘hidup’ 
selamanya di dalam jaringan. Kegunaan yang lain, dengan informasi ini kita dapat 
mengetahui kira-kira berapa router yang dilewati oleh paket tersebut, dalam hal ini 255 
dikurangi dengan N, dimana N adalah TTL yang kita lihat pada Echo Reply.

Jika TTL yang kita dapatkan sewaktu kita melakukan ping berbeda-beda, ini menandakan 
bahwa paket-paket ping yang kita kirim berjalan melewati router yang berbeda-beda, 
hal ini menandakan koneksi yang tidak baik.

Informasi waktu yang diberikan oleh ping adalah waktu perjalanan pulang pergi ke remote 
host yang diperlukan oleh satu paket. Satuan yang dipakai adalah mili detik, semakin 
kecil angka yang dihasilkan, berarti semakin baik (baca : cepat) koneksinya. Waktu 
yang dibutuhkan suatu paket untuk sampai ke host tujuan disebut dengan latency. Jika 
waktu pulang pergi suatu paket hasil ping menunjukkan variasi yang besar (diatas 100), 
yang biasa disebut jitter, itu berarti koneksi kita ke host tersebut jelek. Tetapi 
jika selisih tersebut hanya terjadi pada sejumlah kecil paket, hal tersebut masih dapat 
ditoleransi.

Untuk menghentikan proses ping, tekan Ctrl+C, setelah itu ping akan mencetak informasi 
tentang berapa paket yang telah dikirimkan, berapa yang diterima, persentasi paket yang 
hilang dan angka maksimum, minimum serta rata-rata dari waktu yang dibutuhkan oleh 
paket tersebut untuk melakukan perjalanan pulang pergi.

Seperti yang anda lihat, ping berguna untuk melakukan tes konektivitas pada jaringan 
dan untuk memperkirakan kecepatan koneksi.

Berikutnya kita akan mempelajari traceroute (atau tracert di dalam windows) yang akan 
menunjukkan pada kita jalur router yang dilewati oleh paket yang kita kirimkan ke host 
tertentu. Untuk lebih memperjelas, berikut ini adalah contoh hasil traceroute ke 
www.berkeley.edu:

$ traceroute www.berkeley.edu
traceroute to amber.Berkeley.EDU (128.32.25.12), 30 hops max, 40 byte packets 
1 203.130.216.2 (203.130.216.2) 137 ms 151 ms 151 ms
2 203.130.216.1 (203.130.216.1) 151 ms 137 ms 138 ms
3 192.168.8.49 (192.168.8.49) 137 ms 151 ms 151 ms
4 S12-0-11.kbl.surabaya.telkom.net.id (202.134.3.45) 192 ms 151 ms 151 ms
5 FE0-0-gw3.cibinong.telkom.net.id (202.134.3.134) 165 ms 151 ms 151 ms
6 hssi-gw3.hk.telkom.net.id (202.134.3.1) 659 ms 659 ms 645 ms
7 202.130.129.61 (202.130.129.61) 645 ms 687 ms 659 ms
8 321.ATM5-0-0.XR1.HKG2.ALTER.NET (210.80.3.1) 645 ms 659 ms 645 ms
9 POS1-0-0.TR1.HKG2.Alter.Net (210.80.48.21) 672 ms 646 ms 645 ms
10 384.ATM4-0.IR1.LAX12.Alter.Net (210.80.50.189) 838 ms 796 ms 796 ms 
11 137.39.31.222 (137.39.31.222) 810 ms 852 ms 810 ms
12 122.at-5-1-0.TR1.LAX9.ALTER.NET (152.63.10.237) 824 ms 810 ms 810 ms
13 297.at-1-0-0.XR1.LAX9.ALTER.NET (152.63.112.237) 824 ms 838 ms 824 ms
14 191.ATM6-0.BR1.LAX9.ALTER.NET (152.63.113.9) 837 ms 797 ms 810 ms
15 acr1-loopback.Anaheim.cw.net (208.172.34.61) 810 ms 1071 ms 782 ms
16 acr1-loopback.SanFranciscosfd.cw.net (206.24.210.61) 783 ms 810 ms 769 ms
17 BERK-7507--BERK.POS.calren2.net (198.32.249.69) 810 ms 1126 ms 796 ms
18 pos1-0.inr-000-eva.Berkeley.EDU (128.32.0.89) 796 ms 824 ms 796 ms
19 pos5-0-0.inr-001-eva.Berkeley.EDU (128.32.0.66) 796 ms 783 ms 783 ms
20 fast1-0-0.inr-007-eva.Berkeley.EDU (128.32.0.7) 810 ms 810 ms 797 ms
21 f8-0.inr-100-eva.Berkeley.EDU (128.32.235.100) 797 ms 782 ms 769 ms
22 amber.Berkeley.EDU (128.32.25.12) 796 ms 769 ms 810 ms

Traceroute akan menampilkan titik-titik perantara yang menjembatani anda dan titik 
tujuan anda, ‘jembatan’ inilah yang biasa disebut dengan router, data yang anda 
kirimkan akan meloncat melewati jembatan-jembatan ini. Ada tiga buah waktu yang 
menunjukkan berapa waktu yang dibutuhkan oleh paket tersebut untuk berjalan dari 
komputer anda ke router.Untuk dapat memahami seluruh data yang dihasilkan oleh 
traceroute tersebut, kita harus memahami bagaimana cara traceroute bekerja. 
Traceroute menggunakan prinsip TTL dan paket ICMP yang sudah kita singgung diatas.

Traceroute mengirimkan sebuah paket ke port UDP yang tidak dipakai oleh servis 
lain pada komputer tujuan (defaultnya adalah port 33434). Untuk tiga paket pertama, 
traceroute mengirimkan paket yang memiliki TTL satu, maka sesampainya paket tersebut 
pada router pertama (menghasilkan loncatan yang pertama) TTL akan dikurangi dengan 
satu sehingga menjadi 0 kemudian paket tersebut akan di drop. Berikutnya router 
tersebut akan mengirimkan paket ICMP ke komputer kita yang berisi pemberitahuan bahwa 
TTL dari paket yang kita kirimkan sudah habis dan paket yang kita kirimkan di drop. 
Dari pesan ini, traceroute dapat menentukan nama router tempat data kita meloncat dan 
berapa waktu yang dibutuhkannya. Berikutnya traceroute akan mengirimkan paket dengan 
nilai TTL yang ditambah satu demi satu sampai host tujuan dicapai. Karena itu 
traceroute menggunakan port yang tidak dipakai oleh servis lain sehingga paket 
yang dikirim mendapat respon dan tidak ‘dimakan’ oleh servis lain yang mungkin ada.

Berikut ini adalah contoh yang lebih kompleks dengan melakukan traceroute ke finland:

% traceroute www.hut.fi
traceroute to info-e.hut.fi (130.233.224.28), 30 hops max, 40-byte packets
1 203.130.216.2 (203.130.216.2) 137 ms 124 ms 137 ms
2 203.130.216.1 (203.130.216.1) 137 ms 124 ms 124 ms
3 192.168.8.49 (192.168.8.49) 137 ms 151 ms 151 ms
4 S12-0-11.kbl.surabaya.telkom.net.id (202.134.3.45) 192 ms 151 ms 151 ms
5 FE0-0-gw3.cibinong.telkom.net.id (202.134.3.134) 164 ms 165 ms 151 ms
6 hssi-gw3.hk.telkom.net.id (202.134.3.1) 673 ms 645 ms 645 ms
7 202.130.129.61 (202.130.129.61) 659 ms 646 ms 659 ms
8 321.ATM5-0-0.XR1.HKG2.ALTER.NET (210.80.3.1) 659 ms 645 ms 659 ms
9 POS1-0-0.TR1.HKG2.Alter.Net (210.80.48.21) 659 ms 632 ms 659 ms
10 284.ATM6-0.IR1.SAC2.Alter.Net (210.80.50.1) 797 ms 823 ms 797 ms
11 POS2-0.IR1.SAC1.ALTER.NET (137.39.31.190) 796 ms 1566 ms 810 ms
12 122.at-6-1-0.TR1.LAX9.ALTER.NET (152.63.10.218) 838 ms 823 ms 824 ms
13 297.at-2-0-0.XR1.SAC1.ALTER.NET (152.63.50.133) 933 ms 824 ms 838 ms
14 185.ATM5-0.BR4.SAC1.ALTER.NET (152.63.52.201) 810 ms 824 ms 851 ms
15 137.39.52.86 (137.39.52.86) 810 ms 1071 ms 810 ms
16 sl-bb21-ana-15-0.sprintlink.net (144.232.1.173) 769 ms (ttl=246!) 796 ms (ttl=246!) 783 ms (ttl=246!)
17 sl-bb20-pen-8-0.sprintlink.net (144.232.18.45) 893 ms 851 ms (ttl=245!) 893 ms
18 sl-bb22-pen-11-0.sprintlink.net (144.232.18.78) 893 ms (ttl=244!) 879 ms (ttl=244!) 879 ms (ttl=244!)
19 sl-bb10-nyc-9-0.sprintlink.net (144.232.7.1) 865 ms 879 ms 879 ms
20 sl-bb10-nyc-10-0.sprintlink.net (144.232.13.158) 879 ms 892 ms 893 ms
21 gblon505-tc-p6-3.ebone.net (195.158.229.46) 865 ms 879 ms 920 ms
22 bebru204-tc-p5-0.ebone.net (195.158.232.42) 961 ms 948 ms 934 ms
23 nlams303-tc-p1-0.ebone.net (195.158.225.86) 962 ms 961 ms 934 ms
24 dedus205-tc-p8-0.ebone.net (213.174.70.133) 934 ms 961 ms 947 ms
25 dkcop204-tb-p3-0.ebone.net (213.174.71.50) 975 ms 975 ms *
26 * * *
27 ne-gw.nordu.net (195.158.226.86) 1002 ms 962 ms 1016 ms
28 hutnet-gw.csc.fi (128.214.248.65) 1027 ms (ttl=238!) 1040 ms (ttl=238!) 1026 ms (ttl=238!)
29 hutnet-gw.hut.fi (193.166.43.253) 1020 ms 1037 ms 1023 ms
30 info-e.hut.fi (130.233.224.28) 1091 ms (ttl=46!) 1027 ms (ttl=46!) 1067 ms (ttl=46!) 

Baris pertama hanya menunjukkan apa yang akan dilakukan oleh traceroute yaitu melakukan 
trace ke host yang bernama info-e.hut.fi dengan maksimum loncatan 30 dan besar paket 
yang dikirimkan adalah 40 byte.

Hasilnya, paket tersebut melewati 30 router atau 30 kali loncatan. Loncatan yang pertama 
sampai kelima hanya memakan waktu sekitar 100-200 mili detik adalah loncatan dari 
komputer penulis ke jaringan milik Telkomnet di Indonesia. Pada loncatan ke enam, 
waktu yang diperlukan meningkat banyak sekali menjadi sekitar 650 mili detik, 
ini dikarenakan loncatan tersebut memang jauh, yaitu dari stasiun bumi Telkomnet 
yang ada di Cibinong ke gateway milik Telkomnet yang ada di Hongkong.

Kadang waktu yang diperlukan meningkat banyak sekali karena jarak yang jauh atau 
jaringan yang dilewati memang sedang padat. Anda harus mencurigai titik-titik dimana 
waktu yang diperlukan menjadi besar sekali. Jika hal ini terjadi, anda dapat 
mengeceknya dengan melakukan ping ke router tersebut beberapa kali untuk melihat 
apakah paket yang kita kirimkan di drop, atau apakah ada variasi waktu yang besar.

Kemudian pada loncatan ke 16 sampai 18 anda melihat (ttl=246!) di sebelah kolom waktu.
Ini adalah indikasi dari trceroute bahwa TTL yang kembali tidak sesuai dengan sewaktu 
dikirimkan ini menunjukkan adanya asymmetric path, yaitu router yang dilewati paket 
sewaktu berangkat tidak sesuai dengan router yang dilewati sewaktu paket tersebut 
kembali. Tetapi hal itu adalah normal.

Tanda asterik pada loncatan ke 25 dan 26 menandakan bahwa traceroute tidak menerima 
respon dari komputer tersebut, pada loncatan ke 26 kemungkinan dikarenakan router 
tersebut tidak mengirimkan paket ICMP, sedangkan pada loncatan ke 25 kemungkinan 
adalah hasil dari paket ICMP yang dikirimkan oleh router tersebut hilang di perjalanan 
karena suatu sebab.
Dikombinasikan dengan ping, traceroute menjadi alat analisa jaringan yang baik dengan 
melihat loncatan mana yang memakan waktu yang besar atau paket yang di drop, kita dapat 
menentukan dimana titik kritisnya. Kemudian dengan melakukan ping pada titik tersebut 
dan satu titik sebelumnya, kita dapat menemukan masalah yang ada dalam jaringan.

Sumber: http://ezine.echo.or.id/ezine3/ez-r03-samuel-analisa_jaringan_dengan_ping&&traceroute.txt